Kamis, 23 Desember 2010

NYICIP MASAKAN SOLO

Ada teman yang pernah bilang kalau masakan Solo itu nggak kalah khasnya dengan masakan Yogya. Dikasih info beberapa restoran masakan Solo di Jakarta Selatan: ada yang di Kemang, Cilandak, Cinere dan Pasar Santa. Hmmm tapi kalau mau minta dianterin suami, mesti cari tempat yang nggak terlalu macet. Dimana ya?

Iseng-iseng browsing di internet search makanan Solo. Ndilalahe..ada sebuah artikel yang memuat tentang restoran bernama Sari Kusuma Resto berlokasi di Jl. K.H. Ahmad Dahlan (deket Mayestik), sebelahan dengan toko Dapur Cokelat. Boleh dicoba nih..deket pulak lokasinya.

Malam itu sepulang kantor, meluncurlah gw dan suami gw yang Mas Jawa ke lokasi. Restonya mungil bergaya jawa priyayi dengan hiasan foto-foto kuno pada dindingnya. Bersih dan sepi. Sejenak gw membaca buku menu..cukup variatif makanan yang ditawarkan. Ada Tahu Telor (udah pernah coba), nasi Liwet (hanya ada saat weekend), Kroket (bosen), Bistik Lidah (ugh!), Bistik Galantin (nama yang unik). Akhirnya pilihan gw jatuh pada bistik bernama unik dan suami gw memesan Nasi Langgi. Minumnya? Of course Teh Poci…
 
Sambil menunggu makanan siap, gw kembali membaca buku menu. Mie Jawa enak juga kali yah? Atau ini nih..Selat Solo (maksudnya Salad kali?). Tahu platter tuh kayak apa ya? Nanti aja buat dibawa pulang, saran suami gw. Ok deh.

Nasi Langgi pun datang. Nasinya harum dan legit. Enak! Pake apa ya bisa begini? tanya suami gw. Entahlah, gw bukan ahli masak (hehehe).
 

Nasinya ditemani dengan telor suwir, ayam suwir, daging suwir, abon dan keripik kentang.  However, I think lauknya sedikit manis..tapi emang gitu kan yah masakan Jawa?

Menyusul yang berikutnya Bistik Galantin. Dagingnya diolah dengan bumbu, dicetak, digoreng lalu disiram kuah kaldu. Hmmmm…yummy!



Sayang porsinya nggak nendang alias liliput, kurang mengenyangkan bagi tembolok besar macam gw. Untuk dibawa pulang kita pesan Mie Jawa, Tahu Platter dan Selat Solo. Total pengeluaran untuk makanan sebanyak itu hanya Rp 118 ribu. Weleh..weleh***

Rabu, 22 Desember 2010

NOSTALGIA JAMAN LUPUS

Pernah baca novel Lupus yang judulnya Tangkaplah Daku Kau Kujitak? Nggak pernah? Berarti kita nggak seangkatan dong yah hehehe. Itu adalah novel kesayangan gw jaman SMP. Bener-bener mencerminkan gaya hidup di tahun 80-an dan 90-an. Di sanalah pertama kali gw membaca tentang restoran bernama AHA (American Hamburger) terletak di Blok M, Jakarta Selatan (persis sebelah toko buku Gramedia). Gw rasa  merupakan fast food yang pada jamannya cukup ngetop!

Ternyata sampe sekarang restoran ini masih exist lho. Tentunya udah bergaya kafe up to date sesuai dengan perkembangan jaman. Sebenernya untuk rasa nggak terlalu istimewa banget sih dalam arti udah banyak juga resto fast food lain yang menawarkan lebih. Tapi untuk sebuah nostalgia masa muda rasanya resto ini masih bisa melekat di hati gw.

My all time favorites are Nasi Goreng Special AHA (nasi goreng pake telor mata sapi & ayam goreng), milkshake strawberry (terasaaaa banget stroberi), milkshake cokelat (apalagi iniiii enak banget) dan of course the Double Chocolate Cake.Soal harga? Mursidah (murah). Gw rasa untuk ukuran kocek anak sekolah pun masih mampu hehehe.

Baru-baru ini gw ke AHA lagi  berdua dengan sahabat gw. Iseng aja nyari tempat untuk istirahat sejenak setelah muter-muter bantuin nyari ornament buat pohon natal. "Eh..apa tuh? Kayaknya enak deh" pada dindingnya terpampang foto semacam roti goreng dengan hiasan stroberi. Oooh itu namanya French Toast.


Sejenis roti digoreng pake tepung diisi ditaburi meises cokelat finished with caramel sauce. Maniiiiis..tapi lumayan enak. Harganya Rp 9.500 udah sepaket dengan segelas Ice Cafe Latte. Mursidah kaaan?***





JAVA BLEU FRENCH BISTRO

Terakhir makan di sini adalah ketika kantor gw mengadakan acara Year End Dinner dalam rangka menyambut tahun 2008. Sampai sekarang pengalaman makan di Java Bleu masih memberikan kesan yang mendalam bagi gw. Makan full course French fine dining dibayarin kantor hahaha.

Dulu letaknya di komplek ruko golden Fatmawati. Emang bener kata pepatah don't judge a book by its cover, karena lagi-lagi gw tertipu melihat penampilan ruko nya dari luar ternyata masakannya kelas bintang lima bok! 

Tempatnya kecil dengan daya tampung yang hanya bisa memuat sekitar 25 orang. Tapi kalau mau makan di sini pada waktu itu mesti by appointment dulu. Karena owner sekaligus chef nya yaitu Monsieur Antoine Audran  nggak setiap hari standby. Menu nya pun tergantung dari mood hati nya lagi pengen masak apa hari itu.

Tetapi gw jamin semua masakannya ooo...la..la..! Waktu itu kita disajikan appetizer berupa "Baked Escargot", yaitu keong panggang yang dilumuri minyak zaitun. Sisa sausnya bisa kita cocol cocol pake roti yang disediakan. Dilanjut dengan "Mesclun Salad", yang konon daunnya hanya ada pada saat musim dingin. Susul menyusul "Pan Fried Duck Foie Gras" (hati angsa) and "Mussle Poulette" (kerang yang disiram saus white wine).

Nggak hanya appetizer nya tapi main course nya pun bikin gw speechless..terharu...lebay! Ada tiga macam masakan yang disajikan "Home Made Duck Confit", daging bebeknya bener-bener lembut dan nggak bau amis. "Lamb Rack Provencal", iga domba dimasak medium rare dengan semburat rasa rempah. Yang terakhir dalam rangkaian main course adalah "Gribiche" kepala anak sapi dilengkapi dengan sayuran rebus dan mashed potato. Tapi yang ini gw cuma nyolek dikit doang soalnya nggak tega mau makan hehehe.




 The full course ended with a sweet delicious "Creme Caramel" alias pudding karamel. Teksturnya super lembut nggak bau telor dan manis saus karamel nya pun pas. Pak Boss pun senang hatinya dan berkata "Excellent choice!"

Udah setahun ini restoran Java Bleu pindah ke Jalan Cikini Raya no 15. Deket Taman Ismail Marzuki. Tapi denger-denger sekarang konsepnya udah bener-bener restoran yang bisa kapan aja dikunjungi tanpa harus bikin appointment dulu. 

Silahkan dicoba gw yakin pasti kualitasnya masih excellent. Soal harga...gw nggak mau tau karena waktu itu dibayarin kantor hahaha***

Catatan pinggir: tulisan gw ini pernah dimuat di www.detikfood.com dapet hadiah voucher makan lho! hehehe

http://www.detikfood.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/04/tgl/22/time/153304/idnews/927609/idkanal/290


IGA BAKAR ala SAPI BALI

Begini nih akibatnya kalau gw lagi terserang penyakit boring. Mau ngerjain kerjaan maleeeees banget. Tapi herannya untuk urusan makan gw jarang males kecuali lagi sakit gigi. Saat ini gw lagi bongkar-bongkar foto wisata kuliner yang pernah gw kunjungi. Iseng aja sih tiap mau makan difoto dulu...baru sekarang kesampaian bikin food blog. Jadi mohon maap ya kalau masih banyak kekurangan.

One of my favorite archive (file lama) adalah makan di warung iga bakar SAPI BALI. Mungkin ada yang udah pernah denger dan mencoba? Tapi nggak apa-apa kalo gitu yang baca yang belom pernah aja ok?

Letak warung in di Jalan Cibulan Raya no. 17 A, Kebayoran Baru persis dibelakang STM Penerbangan. Sebelah-sebelahan dengan sebuah masjid, sehingga kalau makan di situ pada hari Jumat siap-siap penuh sesak deh yeee.

Yang enak di sini tuh Iga Bakar Kecap nya yang ditemani dengan semacam kuah rempah.Wuuuiiiiih...mantap! Minumnya bisa pesen es Daluman (cincau hijau pake santan) atau es Kunyit Asem. 


Harganya pun murah meriah tapi nggak mencri. Seporsi iga bakar Rp 34 rb plus seporsi nasi Rp 3 rb plus minum es Daluman Rp 8 rb. Murah kan nggak sampe 50rb? Kenyang dan happy. Sampe kantor pun nggak bete lagi ***





Steak Enak

Siapa yang nggak suka makan steak? (baca: steik) Siapa? Siapa? Ayo ngaku! Hehehe..gw rasa hanya yang berdiet atau vegetarian aja yang nggak suka makan steak. Rugi sih menurut gw (menurut gw lho yaaaa kalo menurut orang lain sih terserah).

Nama restoran yang mau gw ceritain ini adalah ANGUS STEAK HOUSE. Walopun namanya aneh bukan berarti steak yang disajikan angus alias gosong. Restoran ini berada di lantai 4 mall Senayan City, Jakarta Selatan. Daging steaknya dimasak ala Asian style (ala Jepang) sehingga ada sedikit rasa bumbu pada dagingnya. Orang Asia sepertinya emang suka masakan yang lebih berbumbu. 

Tapi sekali lagi gw bukan pakar kuliner, sehingga nggak bisa menjelaskan lebih detail mengenai jenis bumbu serta cara mengolah steak yang benar. Yang gw tau bahwa steak-nya emang enak banget! Empuk dan juicy (sluurrrpppp). Nggak percaya? Liat dulu nih gambarnya. Ini sirloin steak dimasak medium rare.


Yang bikin gw terkejut (jut!) ternyata harga steak yang kita pesan udah termasuk appetizer ini


dan juga dessert ini (bayangkan)


Mungkin emang gw yang norak aja kali ya baru pernah makan di restoran fine dining tapi dapet satu set course yang lengkap. Harga per orang tentunya variatif tergantung dari steak yang dipesan dan beratnya berapa gram. Kalau yang gw pesan sih Sirloin sebesar 175gram, harganya kalau nggak salah Rp 135rb ++. Lupa juga sih soalnya dibayarin sama pak Boss hehehe.

Siapa tau mau ada acara year end dinner sama kantor. Bolehlah resto ini di consider. Harganya sesuai dengan rasa kok. Kalo udah enak dan harga friendly begini boss nya masih komplen juga tandanya pelit tuh! Hihihihi ***







NASI PADANG: PONDOK DJAJA

Sebagai posting pertama gw pilih warung makan Padang, bukan karena gw pilih kasih lho tapi warung makan Pondok Djaja ini emang sedap mantap! Uniknya lagi pemiliknya adalah keturunan Tiong Hoa, tapi dijamin halal kok (gw udah nanya). Letaknya pun di district China Town di Jakarta yaitu Jl. Hayam Wuruk II (persis sebelah Dunkin Donuts) kalau dari arah Sudirman/Thamrin adanya disebelah kanan jalan. Warungnya nyempil kayak upil. Malah dari luar keliatannya nggak keren mirip toko bahan bangunan hehehe...



Tapi apalah arti penampilan untuk warung makan ini? Tongkrongan yang parkir di depannya keren-keren dan yang makan pun orang-orang kantoran. Waktu itu gw berlima dengan teman-teman dari kantor. Langsung pesan the famous Ayam Goreng Pondok Djaja


Sumpeh ini ayam nggak berminyak sama sekali. Rasanya gurih, garing diluar tapi empuk di dalam. Akhirnya kita tambo ciek! jadi dua porsi. Hohoho...Belom afdhol rasanya ke warung makan Padang kalau belom nyobain rendangnya. Inilah dia rendang bin endang gurindang


Another must try dish in this resto is the Gulai Kepala Ikan. Kuahnya pedas, gurih dan nampol. Maap gw telat potonya sehingga yang tersisa hanya bekas kejahatan yang kami lakukan. Ups!


Udah kenyang? Jangan santai-santai duduk ya banyak yang ngantri tuh mau gantian makan siang. Turnover orang yang makan di sini emang cepet. Karena selain enak harga pun pas dikocek. Makan berlima cuma abis Rp 320rb an udah termasuk minum.

Jujur aja udah banyak orang yang me-review warung makan ini. Malah mungkin lebih lengkap penjelasan tentang tekstur dan rasa masakannya. Tapi bagi gw, hanya sekadar sharing buat teman-temans yang pengen nyobain jenis masakan Padang yang sedikit berbeda yaitu ala Tiong Hoa.

Sekali-sekali makan siang rada jauh dikit kan nggak apa-apa ya? Ajak aja bossnya sekalian biar kalo balik ke kantor telat nggak diomelin hehehe***